Bunda Tantri, Wanita Tangguh Pendiri Taman Baca dan Ibu Bagi TKI di Taiwan

Sosok Tantri Sakhina, pemilik Taman Baca TKI (Foto: Istimewa)

Sosoknya akrab di hati para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kepeduliaannya membantu sesama sudah tak diragukan lagi. Pada hari Minggu, beliau dapat dijumpai di F24, aula Taipei Main Station (TMS) dengan bermacam-macam buku yang dibawanya menggunakan sebuah koper bertuliskan “Taman Baca TKI”.

Bunda Tantri, begitulah panggilannya. Sosok wanita asal Surabaya, Jawa Timur ini begitu dekat dengan tenaga kerja Indonesia yang berada di Taiwan. Baginya, mendengar keluh kesah dan membantu permasalahan TKI adalah menu makanan setiap hari. Meskipun dengan kesibukannya merawat pasien, wanita yang memiliki nama lengkap Tantri Sakhina ini tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap TKI.

Beliau juga pendiri sebuah taman baca yaitu Taman Baca TKI. Taman baca tersebut menyediakan berbagai jenis buku bacaan gratis dan dapat dibawa pulang. Mulai dari buku Iqro’, novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, buku filsafat, dan buku-buku motivasi juga tersedia di sana. Sebuah niat baik, diwujudkan dengan cara baik, juga disambut dengan penuh kebaikan. Ini terbukti, banyaknya para sahabat BMI yang menyumbangkan buku-buku ke taman baca.

Taman Baca TKI di F24, Aula Taipei Main Station (Foto: Istimewa)

“Saya percaya pada teman-teman BMI, sehingga saya pun mengizinkan buku yang dipinjam untuk dibawa pulang. Asal jangan hilang, dibakar, ataupun rusak. Buku-buku yang dipinjamkan boleh dikembalikan kapan saja dengan tanpa dipungut biaya. Karena saya berharap diwaktu senggang bekerja, mereka bisa menggunakannya untuk membaca agar menambah ilmu dan pengetahuan. Karena buku adalah guru yang kapan saja bisa ditemui,” tutur beliau.

Beberapa Buku yang Ada di Taman Baca TKI F24, Aula Taipei Main Station

(Foto: Istimewa)

Belum lama ini, tepatnya Jumat (20\05\2015) wanita yang sudah kali ketiga bekerja di Taiwan ini juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Taiwan. Beliau diundang sebagai pembicara di sebuah forum pertemuan yang diselenggarakan oleh SMP Jangken, Taiwan. Pada kesempatan tersebut, beliau berkesempatan untuk berpidato di depan dewan guru, siswa, beberapa media, dan surat kabar. Mereka sangat mengapresiasi sosok Bunda Tantri. Meski profesinya sebagai buruh migran, beliau aktif membantu para tenaga kerja dan berhasil mendirikan sebuah taman baca.

Ketika ditanya seputar kendala apa yang kerap dihadapi dalam mengembangkan Taman Baca TKI, beliau menjawab,”Tidak ada, karena saya melakukannya dengan tulus dan ikhlas. Meskipun saya harus membawa koper yang sangat berat karena berisi banyak buku dari Keelung ke Taipei setiap hari Minggu.”

Bunda Tantri juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Panggil Aku Tantri”. Buku tersebut berisi kumpulan puisi rekan-rekan BMI dan foto-foto kegiatan beliau bersama sahabat BMI lainnya. Dengan hadirnya buku “Panggil Aku Tantri,” beliau ingin menunjukan bahwa tenaga kerja Indonesia itu kreatif. Mereka dengan indah mencurahkan kerinduan hati akan kampung halaman lewat bait-bait kata dan diksi.

Wanita yang memiliki kecintaan membaca sejak remaja ini juga berpesan agar seluruh TKI yang berada di Taiwan, selalu menjaga nama baik bangsa, hati-hati dalam bergaul, jangan kabur, dan jaga kesehatan. Pergunakan waktu libur dengan melakukan kegiatan positif yang kelak berguna setelah pulang ke tanah air. Karena TKI bukan hanya pahlawan devisa, tetapi duta bangsa di perantauan.

Bagi rekan TKI yang ingin membaca buku atau meminjam buku secara gratis, silahkan datang setiap hari Minggu ke F24, Aula Taipei Main Station atau bisa menghubungi akun Facebook Tantri Sakhina.