Linda Jingga, Berkiprah Lewat Kamera
- Penulis: Etty Dialova, Editor: Inda Karsunawati
- Jun 17, 2016
- 2 min read
Nama Linda Jingga sudah tidak asing lagi bagi beberapa kalangan pencinta dunia fotografi di Taiwan. Kemampuannya sebagai juru kamera, tidak perlu diragukan. Sosok wanita yang berasal dari Blitar ini menggemari dunia fotogfi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Keinginannya untuk menjadi fotographer profesional sempat ia tangguhkan sesaat lantaran terbenturnya dana untuk membeli kamera DSLR.
Terbang ke Taiwan mengadu nasib sebagai Buruh Migran Indonesia (BMI), pemilik nama asli Sulinda Minasari ini justru mendapatkan kesempatan besar mengembangkan diri di dunia fotografi. Di negara pulau daun inilah Linda kembali menekuni hobinya, hingga menjadi ladang pencaharian. Melalui Jingga Bride, sudah hampir lima tahun Linda memenuhi permintaan foto prewedding dari warga Indonesia di Taiwan, khusunya para BMI.
"Alhamdulillah, awalnya hobi sekarang hampir setiap Minggu mesti ada orderan foto," ungkap Linda, bersyukur.

Berawal dari hobi: Linda Jingga, fotografer produktif dari kalangan BMI membawa piagam penghargaan sebagai narasumber Garuda Formosa TV (GFTV) (Foto: Istimewa)
Profesinya sebagai BMI, tak lantas membuat sosok Linda terpaku diam di tempat kerjanya sebagai seorang perawat di AI AI NURSING, Taipei City. Di tengah kesibukan sebagai pekerja, wanita yang telah 8 tahun bekerja di Taiwan ini berusaha kembali mencecap bangku pendidikan melalui Univesitas Terbuka di Taiwan. Ia pergunakan waktu libur untuk menimba ilmu dan mendalami hobi sebagai fotografer. Bahkan tak jarang wanita yang telah 5 tahun menggeluti dunia fotografi ini merangkap sebagai make up artist, jika modelnya tidak ingin di-make up oleh orang lain.
Ditanya seputar alasan mengapa menekuti dunia fotografi, Linda menjawab,“Bagi saya, dunia fotografi merupakan sebuah hobi yang positif. Melalui bidikan kamera kita bisa memperlihatkan sebuah keindahan dunia, alam, dan sekitarnya kepada orang banyak. Bahkan kita bisa menceritakan sebuah kisah melalui frame gambar, dan bisa menjadikannya sebagai kenangan yang tersimpan abadi.”
Bekerja, mengembangkan hobi, dan menjalani pendidikan sekaligus, bukanlah hal mudah untuk dilakukan, tetapi wanita penggemar bebek penyet ini tetap opitimis. Ia menyadari pasti waktu tidur malam akan tersita untuk mengerjakan tugas-tugas dan belajar. Tetapi Linda tetap optimis dalam menyongsong masa depan.
Keinginannya untuk terus berkembang dalam berkarier dan pendidikan, tak lepas dari dukungan dan motivasi dari keluarga Linda di kampung halaman. Apalagi sosok sang ibu yang yang tak pernah lelah memberikan semangat padanya untuk terus berkarya. Sedangkan tantangan lain yang terus membuatnya membaja yaitu kesulitan menyeimbangkan idealisme dan ekspektasi pasar. Memang butuh waktu yang cukup lama agar memiliki skill mumpuni sebagai seorang fotografer profesional. Dengan memperbanyak pengalaman, tidak menyerah, serta menanamkan etika, akan selangkah lebih maju dalam menggapai impian.
Prestasi yang Linda raih di dunia fotografi, hingga membawanya diundang sebagai nara sumber di sebuah statiun televisi di Taiwan dalam acara ”Inspirasi Formosa.” Cita-cita Linda setelah selesai masa kontrak dan pulang ke tanah air adalah ingin membuka studio foto lengkap dengan bridalnya.
Selain mengasah potensi diri, wanita yang menggemari warna jingga ini juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Ia menjabat sebagai Devisi Sosial Budaya (Sosbud) di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UT-Taiwan, dan Redaktur di Yinni-Hao! Linda perpesan kepada seluruh rekan BMI yang ada di mana pun juga, agar selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dan mengisi liburan dengan melakukan kegiatan positif, agar bisa menjadi bekal jika pulang ke tanah air.
Comments