Menjaga Ritme Ramadhan
- Penulis: Muhammad Farid, Dosen UNM
- Jul 25, 2016
- 2 min read

Ramadhan, bulan penuh berkah dan kemuliaan
(sumber : www.ramadankareem2016.org)
Ramadhan, bulan penuh berkah ini sebentar lagi akan berakhir. Selama sebulan kita berpuasa dan melaksanakan ibadah lainnya untuk menjalankan amanah Allah SWT yang sesuai dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183, mengisyaratkan bagi orang-orang yang beriman untuk berpuasa agar bertakwa kepada Allah SWT.
Madrasah Rohani
Suasana ramai memenuhi masjid–masjid, para ustad bergantian memberikan tausiah tentang makna puasa dan hal-hal lain yang mengarahkan kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Acara buka puasa dilaksanakan di masjid, rumah, kantor, dan tempat-tempat strategis untuk mempererat silaturahim dan menguatkan ukhuwah. Para dermawan berbagi infaq dan sedekah pada kaum mustadafin.
Pada malam hari, dengan melaksanakan shalat malam, hal ini mungkin tidak lazim dilakukan, namun kita laksanakan dengan penuh keikhlasan dengan berharap pahala dan ridha-Nya. Pelajaran penting berikutnya, apapun kondisi ekonomi kita, setiap insan diwajibkan berbagi dengan mengeluarkan zakat fitrah yang bertujuan untuk membersihkan diri.
Ramadhan telah menempa kita melalui proses sesuai dengan tuntunan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Selama Ramadhan kita diajarkan untuk tidak makan, minum, dan berhubungan suami istri di siang hari. Seperti yang disampaikan oleh para ustad, yang halal saja dapat kita tahan untuk tidak melakukkannya, apalagi yang tidak jelas sumbernya.
Menjelang detik-detik berakhirnya Ramadhan, diantara kaum muslimin ada yang terharu dan menangis seperti kehilangan sesuatu yang amat dikasihi. Mereka bersedih, karena belum memanfaatkan kehadiran bulan penuh berkah secara optimal, mereka masih merasa belum berbuat lebih baik dari Ramadhan tahun sebelumnya. Akankah diizinkan bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya? namun waktu terus berjalan, waktu pengumumam pemerintah berdasarkan penampakan hilal yang dinanti menandakan bulan Syawal telah tiba, saatnya Idul fitri.
Proses penempaan diri selama sebulan memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu. Bagi orang-orang yang telah melalui proses ini dan menjalankan dengan kesungguhan, akan menjadi pribadi yang lebih bertakwa. Bagaimana dengan diri kita, apakah layak merayakan kemenangan di hari raya idul fitri ? atau sekedar meramaikan suasana lebaran? jawabannya kembali pada masing-masing individu.
Ritme Ramadhan
Poin-poin penting dalam mengikuti madrasah tersebut antara lain: mampu menahan diri dari hal– hal tidak baik, meramaikan masjid, melaksanakan shalat malam, dan menunaikan zakat. Aktivitas rutin selama bulan Ramadhan akan menjadi bekal kita untuk 11 bulan berikutnya.
Pertanyaannya, apakah kita mampu menjaga ritme yang telah dijalankan selama Ramadhan? Mampukah kita menjalankan poin–poin yang telah kita lakukan tersebut dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita? atau kita hanya “panas-panas tai ayam” (semangat hanya di awal saja) yang pada bulan Syawal dan Dzulqaidah masih terasa bekas Ramadhannya, namun setelah itu kondisinya kembali normal.
Alumni Madrasah Ramadhan
Dalam munajat, kita selalu bermohon semoga dapat dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya. Insya Allah semoga dapat kembali mengecap manisnya beribadah di bulan itu, kembali meningkatkan level ketaqwaan. Berbuat baik jangan pernah ditunda karena usia tidak ada yang tau.
Ibarat pelajar yang telah melalui madrasah dan telah dinyatakan lulus, sebagai bentuk implementasi pada masyarakat, para alumni Ramadhan akan berinteraksi kembali dengan masyarakat untuk menghadapi realita sesungguhnya. Tantangan-tantangan tersebut akan bersentuhan dengan materi-materi yang telah dilakoni. Apakah alumni tersebut telah siap menunjukkan kompetensi dan menjaga integritasnya agar tetap konsisten menjaga nama baik alumni “Madrasah Ramadhan” atau lambat laun kembali lagi pada kondisi sebelum mengikuti madrasah?
Semoga kita tergolong manusia yang mampu menjadikan Ramadhan sebagai bekal untuk meniti 11 bulan ke depan dan diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan 1438 H untuk kembali mengecap manisnya bulan nan mulia tersebut demi meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Comments