Catatan Hari Pertama Simposium PPI Dunia, Kairo 2016
- Penulis: Zaenal Arifin
- Jul 27, 2016
- 3 min read

Simposium Internasional PPI Dunia, Kairo 2016
(Sumber: Facebook Simposium Internasional PPI Dunia, Kairo 2016)
Tepat pukul delapan pagi kami berangkat dari hotel untuk menghadiri simposium internasional PPI Dunia di Auditorium Imam Muhammad Abdul, Universitas Al Azhar, Kairo. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di kampus Al Azhar Kairo. Menjelang pukul sembilan pagi kami sudah sampai di kampus Al Azhar dan segera memasuki auditorium. Rombongan kami disambut meriah oleh panitia. Beberapa saat kemudian kami memasuki auditorium yang megah dengan nuansa klasik yang begitu kental, seakan membawa kami pada zaman kejayaan Mesir di masa silam. Auditorium tersebut sedikit menggambarkan Universitas Al Azhar sebagai universitas tertua di dunia.
Tepat pukul sembilan lebih tiga puluh menit, simposium dibuka oleh pembawa acara. Ratusan peserta dari berbagai kalangan, yaitu delegasi PPI dari 43 negara, puluhan badan eksekutif mahasiswa seluruh Indonesia, mahasiswa, pelajar dari Kota Kairo dan sekitarnya serta tamu undangan. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an dilantunkan kemudian. Suara merdu qori' (orang yang membaca / mengaji Al-Qur’an) membuat suasana simposium semakin khusyuk dan khidmat. Kemudian, berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing masing. Selanjutnya, menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh seluruh peserta simposium.
Sambutan ketua panitia pelaksana disampaikan oleh Imdad Azizy, mahasiswa Universitas Al Azhar. Ketua panitia menyampaikan selamat datang kepada para peserta dan seluruh tamu undangan yang telah hadir pada kesempatan kali itu. Sambutan selanjutnya datang dari Presiden PPMI Mesir Abdul Ghofur yang menyampaikan ucapan selama datang dan sekilas laporan kondisi mahasiswa yang ada di Mesir. Kemudian, sambutan dari Ketua Dewan Presidium PPI Dunia yang disampaikan oleh saudara Steven Guntur. Dalam kesempatan ini beliau menyampaikan kondisi global mahasiswa dan pelajar Indonesia yang ada di seluruh penjuru dunia. Dikatakan bahwa pada simposium kali ini sangat meriah karena dihadiri oleh 43 delegasi, yang berarti terbanyak dibandingkan dengan penyelenggaraan simposium yang lalu. Disebutkan pula perkembangan PPI Kawasan Timur tengah, Afrika, Eropa, Rusia, Asia, Oseania dan Amerika. Problematika, potensi, dan rekomendasi apa yang telah dirumuskan oleh teman-teman mahasiswa disampaikan secara singkat kepada para hadirin.
Kepala Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Bapak Helmi Fauzi juga tak lupa memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa KBRI sangat mendukung simposium ini dan berharap kegiatan tersebut dapat memberikan solusi dan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi bangsa. Beliau juga menyampaikan ucapan syukur dan terima kasih kepada seluruh panitia atas kerja kerasnya dalam mensukseskan acara. Kepada seluruh hadirin dan tamu undangan beliau mengucapkan selamat datang dan ucapan terima kasih atas partisipasinya.
Acara selanjutnya adalah acara yang yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh hadirin yaitu kuliah umum yang disampaikan oleh Wakil Grand Syaikh Al Azhar Prof. Dr. Abbas Shouman. Dalam kuliah umum tersebut beliau menyampaikan bagaimana Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin dapat memberikan solusi permasalahan kerukunan umat beragama. Dijelaskan pula bagaimana Nabi Muhammad sendiri telah mencontohkan akhlak yang terpuji, baik kepada muslim ataupun nonmuslim. Beliau menyampaikan bagaimana toleransi umat manusia itu seharusnya dilakukan dan peran muslim yang baik dalam membawa misi perdamaian pada dunia. Islam adalah agama damai yang berlandaskan Al-Qur’an, Sunnah, dan prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh para ulama. Nabi juga telah mencontohkan bagaimana hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Peristiwa hijrah nabi merupakan salah satu contoh bagaimana konsep nasionalisme bisa diterapkan walaupun harus meninggalkan tanah air.
Sambutan terakhir adalah dari Kementerian Agama yang disampaikan oleh Bapak Lukman Hakim Saifudin yang sekaligus membuka rangkaian acara simposium. Beliau menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa Indonesia yang ada di luar negeri atas berbagai kegiatan yang membanggakan dan bermanfaat untuk bangsa. Ada dua hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa di luar negeri, pertama adalah memperdalam ilmu dan kedua sebagai duta bangsa. Beliau juga menekankan pentingnya peran mahasiswa di dunia digital dewasa ini. Di sinilah pentingnya peran PPI sebagai agen perubahan dan pelopor kebaikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Berbagai keragaman, perspektif atau sudut pandang seharusnya bisa memperkaya wawasan, bukan untuk saling menjatuhkan. Terakhir, beliau berpesan agar peran mahasiswa ke depannya lebih ditingkatkan dan dengan adanya simposium ini bisa menjadi media bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide dan gagasannya.
Pembukaan simposium dilakukan secara simbolis dengan ditabuhnya gong sebanyak lima kali yang melambangkan jumlah sila Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Sesi pagi ini ditutup dengan foto bersama tamu kehormatan dengan perwakilan delegasi. Kemudian, istirahat yang dilanjutkan dengan makan siang dan shalat di masjid Al Azhar.
Pada sesi kedua rangkaian acara simposium ini diisi dengan dialog interaksif dengan Menteri Agama RI, Bapak Lukman Hakim, dilanjut dengan dua diskusi panel dalam bidang politik dan pendidikan. Narasumber untuk bidang politik adalah Prof. Dr. M. Mahfudz MD., Prof. Joseph Kristiadi, dan Yudi Latief, Ph.D. Sedangkan narasumber untuk diskusi panel bidang pendidikan adalah Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA., dan Muhammad Danial Nafis. Diskusi panel ini selesai pukul 17.00 waktu Kairo. Pembawa acara menutup rangkaian acara hari ini. Para delegasi kemudian berangkat menuju ke KBRI untuk melanjutkan acara gala dinner dan melihat penampilan aneka budaya Indonesia.
Commentaires