Catatan Hari Ketiga Simposium Internasional PPI Dunia (OISAA)
- Penulis : Zaenal Arifin (Waketum PPI Taiwan)
- Aug 5, 2016
- 2 min read
Kairo, 26 Juli 2016
Rangkaian acara simposium hari ketiga ini masih dilaksanakan di Auditorium Andalusia Oasis Hotel. Acara diawali dengan pendaftaran peserta yang dimulai dari pukul 08:00 pagi. Peserta simposium terdiri dari Delegasi PPI Negara, Delegasi perwakilan BEM seluruh Indonesia dan mahasiswa-mahasiswi yang telah mendaftar sebelumnya. Selanjutnya adalah acara pembukaan yang disampaikan oleh panitia yang disusul dengan kata sambutan dan pengantar dari Ketua Dewan Presidium Dunia, Steven Guntur, dan Ketua Ikatan Alumni PPI Dunia. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan beberapa prestasi dan program-program yang telah dilaksanakan oleh PPI Dunia tahun lalu serta beberapa rekomendasi yang telah disampaikan kepada pemerintah. Beliau juga menyampaikan beberapa hasil pencapaian dan prestasi dari beberapa PPI negara yang telah berkontribusi dalam menyukseskan program dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa.
Salah satu kontribusi dari PPI Taiwan adalah kontribusinya dalam mendesain merchandise Simposium PPI Dunia kali ini. Aplikasi Taiwan halal juga disebutkan sebagai sebuah langkah yang bagus dalam memberikan aksi yang nyata bagi bangsa Indonesia. Agenda selanjutnya adalah Sidang Komisi. Pada kesempatan kali ini panitia memberikan arahan dan prosedur berlangsungnya sidang komisi yang dibagi dalam 4 komisi. Keempat komisi itu adalah komisi pendidikan, komisi agama, komisi politik dan komisi ekonomi. Masing-masing komisi melakukan rapat untuk menentukan beberapa program serta menjabarkannya dalam bentuk rencana aksi yang bisa diimplementasikan dalam kegiatan PPI selanjutnya. Program-program ini juga bisa dijadikan bahan bagi PPI negara untuk merespon dan berkontribusi bagi solusi permasalahan bangsa. Program yang akan dilakukan haruslah jelas kriteria keberhasilan, metode serta waktunya sehingga evaluasi yang dilakukan bisa lebih efektif dan efisien.
Suasana Simposium OISAA Hari Ketiga ( photo: istimewa)
Komisi Agama diketuai oleh PPMI Arab Saudi dan Sekretaris dari HPMI Yordania. Komisi ini membahas dua isu penting yaitu meningkatnya radikalisme dan ekstremisme di Indonesia dan maraknya pelecehan terhadap agama. Dua isu utama ini dijabarkan lagi dalam sebuah program dan aksi yang nyata dan terukur.
Komisi Pendidikan menyampaikan tiga isu terkait dengan tema pendidikan di Indonesia yaitu kesejahteraan guru dan pendidikan daerah terpencil, pendidikan yang berkarakter, serta media dan sistem informasi. Komisi yang difasilitasi oleh Galih dari PPI Jerman dan notulis Rizki dari PPI UK mencanangkan rencana aksi:
a) Gerakan pembangunan 1000 sekolah dasar b) Sindiran melalui pengumpulan koin c) Gerakan pembuatan perpustakaan keliling daerah terpencil d) Kelas inspirasi. Kelas ini meliputi kelas online (video, web, atau aplikasi) dan offline ( datang langsung ke SMA, universitas, dan masyarakat umum di daerah tertinggal)
Komisi Politik difasilitasi oleh Akita Arum Verselita dari PPI Malaysia dan Notulis Shinta Destiyana. Isu yang dibahas pada sidang komisi ini adalah isu Papua dan gerakan separatis, memberantas korupsi menyeluruh, dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi. Beberapa program juga dibahas pada kesempatan ini dan dirumuskan pula kriteria keberhasilan, metode dan waktu pelaksanaanya.
Komisi Ekonomi difasilitasi oleh Dewa Frandika dan Notulis Puput Cibro dari PPI Cheko. Isu yang dibahas adalah peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia di level grass root. Lokasi yang disasar adalah daerah pedesaan dengan aktornya adalah petani. Beberapa stakeholder yang terlibat antara lain tokoh masyarakat, pelaku usaha/orang-orang yang sudah bergerak, kelompok-kelompok masyarakat, ulama/pemuka agama, Kementerian Koperasi dan UKM, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Pertanian, Menko Perekonomian dan Alumni PPI dunia. Diharapkan program ini dapat diwujudkan dalam sebuah aplikasi dan disebarluaskan melalui berbagai media.
Comentários