Hari Pertama Anak Masuk Sekolah di Taipei
- Penulis: Zaenal Arifin, Editor: Inda Karsunawati
- Sep 5, 2016
- 3 min read
Tanggal 18 Agustus 2016, istri dan kedua anakku hijrah ke Taiwan. Aku sudah terlebih dulu tinggal satu tahun di Taiwan karena studi lanjut di National Taiwan Universisty of Science and Technology (NTUST). Anakku yang pertama bernama Fitri Nurul Ashfiya dan yang kedua Zakia Nuris Syifa. Fitri sekarang genap berusia tujuh tahun dan Syifa adiknya berusia berusia 3 tahun. Kami sudah berencana untuk menyekolahkan Fitri di sekolah dasar di Taipei. Setelah berbagai pertimbangan aku memilih Gongguan Elementary School yang ada di di belakang kampus NTUST agar aku bisa mengantar dan menjemputnya di sela-sela kesibukanku kuliah dan riset di kampus.
Proses pendaftaran masuk sekolah dasar di Taiwan cukup mudah. Aku hanya perlu untuk datang ke sekolah sebelum masa awal masuk sekolah untuk mendapatkan informasi sekaligus memastikan kuota penerimaan siswa di kelas masih ada. Setelah mengisi form pendaftaran, orang tua siswa diminta untuk menunggu keputusan penerimaan sekolah. Waktu itu aku datang ke sekolah sekitar bulan Mei dan pertengahan bulan Juni pihak sekolah sudah memberikan keputusan bahwa Fitri diterima di sekolah.
Senin, 29 Agustus adalah hari pertama Fitri masuk sekolah. Seminggu yang lalu aku harus mengisi formulir registrasi Fitri untuk masuk kelas 1A. Kesan pertama saat masuk pertama sekolah cukup menarik. Siswa baru disambut dengan sebuah acara pengenalan sekolah.
Dalam acara pengenalan sekolah itu diadakan permainan yang terdiri 5 aktivitas yang dibagi dalam 5 stand berbeda. Stand pertama Fitri diberikan sebuah mini akuarium semacam botol yang berisi ikan kecil untuk dibawa pulang dan dirawat. Selesai dari stand pertama, Fitri pun mendapatkan stempel dan melanjutkan ke stand berikutnya. Di stand kedua, permainannya adalah melempar dadu yang berisi undian hadiah. Di stand ketiga Fitri diberikan sebungkus sampah berisi botol plastik dan bungkus kertas. Fitri diminta untuk membuang sampah tersebut sesuai dengan keranjang sampah yang diperuntukkan masing-masing. Di stand ketiga Fitri belajar bagaimana memungut sampah daun untuk di buang di pot kompos. Di stand keempat Fitri belajar bagaimana menghadapi keadaan darurat dan apa yang harus dilakukan. Guru memeragakan bagaimana memberitahu kepada guru dan menelpon nomor darurat. Stand terakhir adalah foto. Setiap anak foto dengan memakai topi yang bertuliskan winner. Mungkin hal ini akan memotivasi siswa untuk percaya diri dan semangat untuk menjadi juara.

Suasana kegiatan pengenalan sekolah di Gongguan Elementary School tempat Fitri belajar (Foto: dok.pribadi)
Setelah selesai acara penyambutan tersebut, kami bergegas ke kelas 1A, kelas dimana Fitri berada. Masuk kelas, Fitri disambut oleh seorang ibu guru yang masih muda dan dipandu untuk duduk di meja nomor 24. Ruang kelas Fitri cukup bagus. Ukuran kelas proporsional untuk kapasitas dibawah tiga puluh anak. Ruang kelas dilengkapi dengan loker, rak buku, tempat sampah dan berbagai perlengkapan belajar mengajar. Desain meja dan kursi dinamis dengan menyesuaikan jenis aktivitas yang dilakukan di kelas. Kelas berlangsung dalam Bahasa Mandarin. Fitri masih belum bisa Mandarin, jadi diam di kelas.
Setelah menemani sebentar Fitri di kelas serta mengamati proses belajar mengajar guru di kelas, para wali murid memasuki aula untuk menghadiri parent information meeting. Di acara ini para orang tua mendapatkan informasi mengenai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Informasi mengenai suasana sekolah sampai dengan hak dan kewajiban murid dan orang tua disampaikan di acara ini. Acara ini berlangsung mulai pukul 9 sampai 12 dimana jam kegiatan belajar sekolah selesai.
Fitri mengaku senang di sekolah barunya. selain sekolahnya bagus, juga banyak permainannya. meskipun belum bsia berkomunikasi, Fitri bisa mengikuti kegiatan belajar mengajarnya, seperti menggambar dan menulis.

Suasana di dalam kelas 1A (Foto: dok.pribadi)
Comments