Wisuda Siswa Program Pendidikan Kesetaraan di Taiwan: Kerja Keras yang Membuahkan Hasil
Para lulusan berfoto bersama dengan Kepala Bidang Pariwisata dan Perhubungan dan Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI serta pengurus dan tutor PKBM (Foto: Inda)
Dimana ada kemauan di situ ada jalan. Peribahasa ini sangat sering kita dengar dan pasti telah menjadi motivasi bagi banyak orang. Demikian halnya dengan siswa-siswi peserta Program Pendidikan Kesetaraan di Taiwan. Mereka ialah warga negara Indonesia yang bekerja di Taiwan dan belum menyelesaikan pendidikan sebelumnnya. Kesibukan sebagai pekerja tidak membuat mereka berhenti melanjutkan pendidikan, padahal pada umumnya mereka adalah para pekerja household ataupun care-giver yang memiliki waktu senggang ataupun libur yang terbatas. Kerja keras selama 2 tahun mengikuti proses belajar, baik secara tatap muka langsung dengan tutor ataupun secara online, akhirnya membuahkan hasil dan dinyatakan lulus setelah mengikuti ujian kelulusan untuk penyetaraan pendidikan.
Tahun 2016 ini, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) PPI Taiwan dan Yayasan CLC Bakti Jaya Indonesia berhasil meluluskan 44 siswa peserta program pendidikan kesetaraan. Dari semua lulusan, tiga puluh orang mengikuti upacara wisuda pada Minggu, 28 Agustus 2016 di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, sementara yang lainnya tidak dapat hadir.
Ketua PKBM PPI Taiwan, Sri Sumartiningsih mengatakan bahwa sembilan orang di antara lulusan pendidikan kesetaraan Paket C melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka dan satu lulusan melanjutkan ke Universitas St. John’s di Tamsui. Hal ini tentunya patut diapresiasi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata dan Perhubungan KDEI, Agung Sepande, mengharapkan program pendidikan kesetaraan ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas para Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan. Untuk upacara wisuda sendiri, akan dijadikan agenda tahunan KDEI, baik wisuda untuk lulusan Universitas Terbuka (UT) yang ada di Taiwan, maupun wisuda untuk lulusan Program Pendidikan Kesetaraan untuk paket A (setara SD), paket B (setara SMP) dan paket C (setara SMA).
“Selamat kepada para lulusan. Saya turut bangga atas pencapaian Saudara ini, melaksanakan dua hal sekaligus, bekerja dan belajar. Saya berharap Saudara juga bisa mengupayakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Jika saat ini yang melanjutkan baru sepuluh orang, saya berharap semester depan atau tahun depan, semakin banyak yang menyusul,” ungkap Agung.
Hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan KDEI untuk meningkatkan pendidikan warga negara Indonesia, khususnya para BMI yang bekerja di Taiwan. Pasalnya, masih banyak BMI di Taiwan yang belum menyelesaikan program pendidikan 12 tahun yaitu SD, SMP dan SMA.
Penyerahan ijazah kepada lulusan oleh Kepala Bidang Pariwisata dan Perhubungan KDEI (Foto: Inda)
Julia Veranita Sembiring, salah satu tutor dari Program Kejar Paket C yang dikelola oleh PKBM PPI Taiwan, menuturkan bahwa semangat belajar para siswa yang berstatus sebagai pekerja tersebut sangat tinggi. Hal ini terbukti dari upaya mereka untuk tetap belajar walaupun sangat sibuk. “Mereka sampai menggunakan headset untuk mendengarkan penjelasan dari tutor sambil melanjutkan pekerjaan mereka,” tutur mahasiswi asal Binjai, Sumatera Utara ini.
Mahasiswi master di Institut of Education, National Taiwan Ocean University (NTOU) ini menambahkan bahwa hasil ujian peserta cukup memuaskan. Kalaupun ada yang tidak lulus, bukan disebabkan ketidakmampuan mereka, tetapi karena ada di antara peserta ujian yang tidak dapat mengikuti ujian pada hari pertama (Sabtu) ataupun hari kedua (Minggu) terkait dengan izin libur dari majikan.
Gelar tinggi memang bukan penentu masa depan, tapi mengejar pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat pribadi, keluarga maupun bangsa. Diharapkan minat para BMI untuk melanjutkan pendidikan terus meningkat demi memperbaiki kualitas diri yang nantinya berguna bagi masa depan.