top of page

Pelaksanaan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Kejar Paket A dan B di Taiwan


photo: istimewa

Taipei (20/05/2017) Sebanyak 47 siswa Kejar Paket A dan B di Taiwan mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Tahun Ajaran 2016/2017 pada tanggal 20 Mei 2017 yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Peserta ujian yang dilaksanakan di Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei ini berasal dari dua lembaga yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Persatuan Pelajar Indonesia (PKBM PPI) Taiwan dan Community Learning Center Bhakti Jaya Indonesia (CLC BJI). Bagi kedua lembaga tersebut, ujian ini merupakan kali kedua bagi peserta yang kebanyakan berasal dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di Taiwan.

Jadwal UNPK di Taiwan sedikit berbeda dengan dalam negeri. Hal ini bukan tanpa sebab. Pekerja dan buruh migran yang merupakan mayoritas peserta UNPK, tidak memungkinkan mengikuti jadwal reguler seperti yang tercantum dalam negeri. Oleh karenanya, pelaksanaan UNPK pun dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu, sesuai persetujuan dari Badan Standar Nasional Pendidikan Kemdikbud RI.

“Pada tahun ini teknis pelaksaan UNPK sesuai dengan peraturan terbaru, kami yang di Taiwan bekerjasama dengan PKBM Cipta Karya Intelektual di Jakarta Timur yang ditunjuk oleh Kemdikbud melalui dinas pendidikan DKI Jakarta sebagai PKBM terakreditasi yang menyelenggarakan UNPK luar negeri” ungkap Hasan Ismail, koordinator program pendidikan kesetaraan PKBM PPI Taiwan. Pria yang juga mahasiswa program doctor di Mechanical Engineering National Chiao Tung University ini menyampaikan bahwa penting sekali bagi sebuah satuan pendidikan mendapatkan akreditasi untuk menjamin mutu penyelenggaran pendidikan sehingga setelah sukses mendapatkan pengakuan dari Kemdikbud RI di tahun 2015, PKBM PPI Taiwan akan mengajukan akreditasi lembaga di tahun 2017 ini.

Pada bagian lain, Bambang Nurfauzi, Ketua CLC Bhakti Jaya Indonesia menjelaskan bahwa sampai saat ini seluruh biaya pendidikan ditanggung secara swadaya masing-masing warga belajar. “Meskipun warga belajar kami pada umumnya adalah TKI, namun semangat dan motivasi belajarnya kami acungi jempol, sehingga kami berharap pemerintah pusat bisa memberikan perhatian dalam bentuk bantuan pembiayaan pendidikan sehingga bisa meringankan beban para warga belajar”.

Kepala KDEI di Taipei, Robert James Bintaryo, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa KDEI mendukung penuh keberadaan program pendidikan kesetaraan dan berusaha memfasilitasi serta membantu agar seluruh warga Indonesia khususnya para pekerja yang ada di Taiwan tetap mendapatkan pendidikan berdasarkan aturan yang ada. Selain itu, diharapkan melalui pendidikan kesetaraan ini, proses karakter dan jati diri bangsa sebagai bagian dari revolusi mental berkelanjutan. Peningkatan ilmu pengetahuan, wawasan serta skill bagi para peserta ujian juga suatu keharusan. Lebih lanjut, kelangsungan perkembangan pembinaan pendidikan di Taiwan bergantung pada dukungan instansi terkait seperti Kemdikbud dan Kemristek Dikti yang dimohon semakin sejalan dengan pertumbuhan jumlah peserta pendidikan kesetaraan maupun keseluruhan pelajar/mahasiswa Indonesia di Taiwan.

“UNPK di Taiwan kali ini masih berbasis kertas dan pensil mempertimbangkan kesiapan insfrastruktur yang ada meskipun di dalam negeri sudah menerapkan ujian berbasis komputer. Secara riil semua peserta sudah terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik), dan dari 6 lokasi di luar negeri, di Taiwan inilah yang paling siap untuk gelombang pertama. Dan diharapkan untuk UNPK gelombang kedua nanti sudah bisa menerapkan ujian berbasis komputer” demikian yang diutarakan Dr. Erman Syamsudin yang juga menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Kemdikbud RI yang berkesempatan hadir untuk meninjau kelancaran pelaksaan UNPK Paket C di Taiwan. Beliau berharap kedua PKBM di Taiwan ini bisa menjadi benchmark untuk PKBM luar negeri yang lain yang juga melaksanakan pendidikan kesetaraan dan juga PKBM-PKBM yang ada di Indonesia sendiri.

Selanjutnya Dr. Samto, Kasubdit Pendidikan Kesetaraan dan Budaya Baca yang turut hadir meminta agar PKBM di Taiwan dapat terus menjaga kualitas pendidikan agar para peserta benar-benar mendapatkan manfaat yang terbaik dari pendidikan yang mereka ikuti. Setelah mengikuti UNPK, siswa yang sudah lulus dan mendapatkan ijazah nantinya dapat memanfaatkannya untuk mencari kerja sesuai syarat level pendidikan yang diminta atau bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dengan demikian, pusat kegiatan belajar masyarakat di Taiwan ini dapat membuka kesempatan bagi para TKI yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah (Setara SD sampai SMA). Dua profesi dapat disandang para TKI yakni selain sebagai pekerja, mereka juga sebagai pelajar yang membekali diri dengan ilmu pengetahuan sebagai bekal kelak kembali ke tanah air. Melihat besarnya jumlah tenaga kerja yang berada di Taiwan, diharapkan ke depan terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang berminat untuk menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah melalui pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan oleh kedua PKBM, baik PKBM PPI Taiwan maupun CLC BJI.

photo: istimewa

Kategori
Tautan
Search By Tags
No tags yet.
bottom of page