Prestasi Membanggakan Team Indonesia di TMU-MIT (Sana) Hackathon 2017
- Team SlimMe; editor: Anggun Miranti
- Oct 17, 2017
- 2 min read

Bertempat di Taipei Medical University, pada tanggal 6-8 Oktober 2017 mahasiswa Indonesia yang terbentuk dalam team “SlimME” mengikuti kompetisi HACKATON (Hacking Marathon). Hackathon adalah kompetisi hacking marathon dan bertujuan untuk menciptakan inovasi teknologi di bidang kesehatan dengan berbasiskan “big data” dan “artificial intelligence.” Kompetisi yang bertema “Evolving HIoT Big Data to Health Artificial Intelligence (HIoT 2 HAI)”, merupakan kolaborasi kedua antara International Center for Health Information Technology, Taipei Medical University dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sana Global Team, Boston, US, dan MIT Critical Data.
Peserta Hackathon 2017 terdiri atas 12 tim yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang. Tidak hanya berlomba, peserta juga akan mendapatkan pembinaan dari mentor yang berasal dari kalangan akademisi dan pelaku usaha dalam bidang teknologi informasi kesehatan.
Team SimMe sendiri terbentuk oleh mereka yang peduli atas besarnya pengaruh obesitas sebagai masalah kesehatan global yang juga terjadi di Indonesia. Dan mereka adalah Bagas Suryo Bintoro-Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial, Annisa Ristya Rahmanti-Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Aldilas Achmad Nursetyo-Taipei Medical University, Taiwan, dan Hanas Subakti-National Central University, Taiwan.

Keempat perwakilan mahasiswa Indonesia tersebut (Team SlimME), mengembangkan suatu aplikasi berbasis chatting untuk pengaturan berat badan. Aplikasi ini dinilai cocok diterapkan sebagai sebuah inovasi kesehatan karena mampu menjawab kekurangan aplikasi sejenis yang telah ada. Dengan tingkat kepemilikan gawai yang tinggi di kalangan masyarakat, aplikasi ini dikembangkan sebagai personal diet assistant yang mampu membantu mengontrol berat badan penggunanya.
Ternyata selain praktis dapat kita akses, kelebihannya dapat membuat pengguna akan mendapatkan pengalaman konsultasi gizi yang nyata seperti sedang berkonsultasi dengan ahli gizi. Pengguna juga akan mendapatkan umpan balik atas perilaku dietnya, baik saat pengguna mampu mengontrol dengan baik ataupun ketika pengguna masih gagal dalam menjalankan pola makan sehat.
Kabar baiknya, inovasi yang mereka buat ini telah membuat mereka berada di peringkat ketiga dalam kompetisi TMU-MIT (Sana) Hackathon 2017 membawa pulang total hadiah senilai NTD 42.000. Dan juga sekaligus mendapatkan penghargaan Most Popular Vote.
Prestasi yang membanggakan ini tak lantas membuat mereka berempat tinggi hati, mereka berharap; “Pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan dalam ajang TMU-MIT (Sana) Hackathon 2017 diharapkan tidak hanya akan berhenti menjadi sebuah konsep. Beberapa rencana tindak lanjut telah disusun oleh tim. Tindak lanjut dari kompetisi ini adalah mengembangkan aplikasi agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.”
댓글