top of page

Aksi Demo Pekerja Migran di Taiwan


Foto Doc. Sule pantura community

Taipei, 07 Januari 2018 (YinniHao). Ratusan pekerja migran berkumpul memadati area Taipei Main Stasion, tapi bukan untuk ajang nongkrong atau berkumpul sesama rekan kerja seperti biasanya, melainkan mereka akan melakukan aksi demo guna memperjuangkan hak-hak buruh yang lebih baik dan menuntut kebijakan baru bagi para pekerja migran di Taiwan.


Melanjutkan dari orasi yang dilakukan massa pada beberapa hari yang lalu dan puncaknya terjadi pada hari Minggu 07 Januari 2018, dengan mengusung tema demo “Mengenal Bukan Warga-Negara” yang disinyalir oleh MENT (Migrant Empowerment Network in Taiwan).


Awalnya para demonstran berkumpul bersama di area TMS ( Taipei Main Stsion) sekitar pukul 10.30 dan mulai berangkat pada pukul 12.30 waktu Taipei, kemudian massa berjalan perlahan-lahan menuju MOL (Ministry of Labor) / Kantor Kementrian Tenaga Kerja dan dilanjutkan menuju Kantor Presiden di Ketagalan Boulevard. Aksi demo pada kali ini berjalan lancar dan sukses sampai selesai sekitar pukul 16.00 waktu Taipei.


Para demonstran yang berpartisipasi dalam aksi demo selain dari warga Negara Indonesia, juga ada Filipina, Thailand, perwakilan dari Hongkong dan juga Korea. Mereka terdiri dari beberapa komunitas diantaranya; IPIT, PANTURA, ATKI, TIWA GANAS-SPA, LSPT, SAVE BMI, Ngapak Formosa, SBMI Taiwan, Shelter, PSPF dan lainnya. Mereka melakukan perjalanan panjang yang penuh perjuangan menembus derasnya air hujan yang membasahi seluruh tubuh dan dinginnya semilir angin selama kurang lebih 2 jam lamanya, kendati demikian tidak menyulutkan semangat kuat dan kegigihan para pekerja migran demi sampai ke lokasi tujuan.


Menurut catatan saat ini, ada lebih dari 670.000 orang yang bekerja menjadi tenaga kerja migran di Taiwan. Banyak sebagian dari mereka yang tidak memperoleh hak-haknya secara mutlak bahkan kadang diperlakuan dengan tidak semestinya. Seperti dalam referendum yang telah disepakati bersama dan mendapatkan lebih dari 10.000 suara yang menyatakan dukungannya dalam aksi demo tersebut.


Para demonstran mendukung referendum kebijakan baru dan berharap dengan diadakannya demo tersebut membentuk suatu perubahan baru bagi pekerja migran ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. Seperti mendapatkan hak-haknya; dimudahkan dalam proses pergantian majikan secara bebas tanpa pungutan liar yang membebani pekerja migran serta mendapat perlindungan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan Taiwan sehingga mereka tidak harus mempertaruhkan nasib hidupnya di negara orang.


Senada dengan salah satu dari ratusan demostran yang berunjuk rasa pada hari minggu kemarin menuturkan pendapatnya.

"Iya, Saya sangat mendukung sekali kegiatan demo pada hari ini, selama ini baik untuk semua BMI di masa yang akan datang dan saya akan membantu berjuang agar semua BMI dapat menerima hak-haknya sehingga bisa menurunkan / menetralisasi banyaknya masalah yang terjadi di akhir-akhir ini. Semoga pemerintahan dapat segera merealisasikan referendum dan kebijakan baru diterapkan dalam waktu dekat" Sdr. Sule dari organisasi Pantura menuturkan.


Dalam aksi demo para demonstran menuntut tiga perkara inti yaitu ;

  1. Pekerja Rumah Tangga mendapatkan perlindungan berdasarkan Undang-Undang Perburuan Taiwan.

  2. Pekerja migran memperoleh kebebasan saat proses ganti majikan

  3. Pemeritah menghapus sistem agen swasta / sister agensi.


Dari ketiga tuntutan tersebut para demonstran berharap semoga Pemerintah Taiwan dapat segera merealisasikan dalam waktu dekat. Berdasarkan alasan karena hingga saat ini para pekerja migran sektor Informal khususnya Pekerja Rumah Tangga tidak tercakup dalam Undang-Undang perburuan di Taiwan. Selain itu mereka juga berharap bisa memperoleh upah yang tinggi dan hak hari libur serta kebebasan biaya saat melakukan pergantian majikan. Semangat terus para pejuang demi perubahan ke arah lebih baik lagi.


Sumber Gambar : Sule Pantura Community, Jonathan Parhusip, Tim YinniHao






Kategori
Tautan
Search By Tags
No tags yet.
bottom of page